Breaking News

Budidaya Padi Organik NASA

Paket Budidaya Padi Organik NASA Lengkap (Untuk 1000 m2)


ISI PAKET :

1 botol POWER NUTRITION 250 gram
1 botol SUPERNASA 250 gram
1 botol POC NASA 500 cc
1 botol POC HORMONIK 100 cc
1 botol GLIO 100 gram
1 botol BVR 100 gram
1 botol PESTONA 500 cc

PENDAHULUAN

Sekarang ini, Indonesia hanya mampu memproduksi gabah padi rata-rata 4-5 ton per ha. Melalui peningkatan produksi padi yang mengutamakan pada asas K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian). PT. Natural Nusantara memiliki upaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional dengan menghadirkan produk pupuk organik.
Padi dapat tumbuh di ketinggian 0-1500 mdpl dengan suhu lingkungan rata-rata 19-270ºC. Padi membutuhkan penyinaran sinar matahari penuh tanpa naungan. Padi juga dipengaruhi oleh angin terutama untuk penyerbukan dan pembuatan. Padi dapat tumbuh baik pada tanah berlumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4-7.

PERSIAPAN BENIH

Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1.000m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg benih. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gram per m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam yaitu 3 : 100, atau 1.000 m2 sawah adalah 3,5 m2 pembibitan.

PERENDAMAN BENIH

Benih direndam dengan POC NASA dan air, dengan dosis 2 cc per liter air selama 6-12 jam. Tiriskan dan masukkan ke dalam karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam dengan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1-2 malam hingga benih berkecambah serentak.

PEMELIHARAAN BENIH / PENYEMAIAN

Persemaian diairi secara berangsur hingga tinggi 3-5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup per tangki.

PEMINDAHAN BENIH

Bibit yang siap untuk dipindahtanamkan ke sawan adalah yang telah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.

PEMUPUKAN

Tabel Penggunaan POC NASA dan SUPERNASA
Waktu Aplikasi
JENIS PUPUKOLAH TANAH (KG)14 HARI
(KG)
30 HARI
(KG)
45 HARI
(KG)
60 HARI
(KG)
UREA36,59999
ZA3,51111
SP-366,51,51,51,51,5
KCL205555
DOLOMIT133333
SUPERNASA2 botol ( siram)2 botol ( siram)
Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi
JENIS PUPUKOLAH TANAH
(KG)
14 HARI
(KG)
30 HARI
(KG)
45 HARI
(KG)
UREA12666
SP-361050
KCL78
SUPERNASA1 botol (siram)555
POC NASA4-5 ttp/tgk (semprot)4-5 ttp/tgk (semprot)4-5 ttp/tgk (semprot)
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi
JENIS PUPUKOLAH TANAH (KG)14 HARI
(KG)
30 HARI
(KG)
45 HARI
(KG)
UREA104,544
SP-3611,5
KCL56,5
POC NASA20-40 ttp (siram)4-8 ttp/tgk (semprot)4-8 ttp/tgk (semprot)4-8 ttp/tgk (semprot)
HORMONIK1 ttp/tgk campur NASA1 ttp/tgk campur NASA
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
Cara penggunaan POC NASA dan SUPERNASA
  • SUPERNASA dilarutkan dengan air secukupnya, lalu disiramkan ke tanaman (cara penggunaan hanya dapat disiramkan)
  • POC NASA dicampur dalam air secukupnya, dapat digunakan untuk menyiram maupun menyemprot
  • Khusus pupuk makro SP-36 dapat dilarutkan dengan SUPERNASA atau POC NASA. Sedangkan pupuk makro lainnya disebar pada tanah di sekitar tanaman secara merata

PENGOLAHAN LAHAN RINGAN

Dilakukan saat umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.

PENYIANGAN

Penyiangan dilakukan terhadap gulma atau rumput-rumput liar seperti sunduk gangsir, jajagoan, teki dan eceng gondok. Kegiatan ini dilakukan 3 kali, pada tanaman umur 4 minggu, 35 dan 55.

PENGAIRAN DAN PENGERINGAN

Penggenangan air (pengairan) dilakukan pada fase awal pertumbuhan, fase pembentukan anakan, fase pembungaan dan fase bunting. Sedangkan untuk pengeringan, hanya dilakukan pada fase sebelum bunting dan pada fase pemasakan biji. Pengeringan pada fase pemasakan biji bertujuan untuk untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji. Pengeringan pada fase sebelum bunting bertujuan untuk menghentikan pembentukan anakan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

  • Hama putih
Hama ini menyerang daun pada bibit padi. Gejala yang terlihat yaitu terdapat titik-titik yang memanjang sejajar dengan tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian dilakukan dengan cara memperbaiki sistem irigasi, menggunakan tabung daun dan menggunakan Natural BVR atau PESTONA.
  • Thrips
Hama Thrips menyebabkan daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, dan pada tanaman dewasa menyebabkan gabah tidak berisi. Untuk pengendalian, gunakan Natural BVR atau PESTONA.
  • Wereng
Hama ini menyerang batang padi. Wereng merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan menularkan virus. Tanaman padi yang terserang hama wereng menjadi kuning dan mengering, atau kerdil. Pengendalian dilakukan dengan musuh alami seperti laba-laba dan penyemprotan Natural BVR.
  • Penggerek batang padi
Gejala : pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering.
Pengendalian : meningkatkan kebersihan lingkungan, diberantas menggunakan Natural BVR atau PESTONA.
  • Penyakit tungro
Gejala : menyerang semua bagian tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kurang sempurna, pembungaan terhambat, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian dilakukan dengan menanam padi varietas tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48 dan gunakan Natural BVR untuk mengendalikan vektor virus.

PANEN DAN PASCA PANEN

  • Padi dipanen jika tangkainya sudah menunduk dan bulir gabah sudah menguning 80% Gunakan sabit atau ketam untuk memanen padi
  • Setelah panen, malai segera dirontokkan dengan mesin perontok atau tenaga manusia
  • Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
  • Setelah malai dirontokkan, kemudian lakukan pengeringan dengan sinar matahari selama 2-3 hari
  • Setelah kering lalu digiling, yaitu pemisahan gabah dari kulit dan bijinya
  • Beras siap dipasarkan dan dikonsumsi
Itulah beberapa poin penting dalam Teknis Budidaya Padi dengan teknologi organik, agar mendapatkan peningkatan hasil panen tanpa merusak lingkungan.

No comments